Fakta Tentang Seni dan Budaya Lombok yang Mengejutkan

Fakta Tentang Seni dan Budaya Lombok yang Mengejutkan
Fakta Tentang Seni dan Budaya Lombok yang Mengejutkan

 Berlibur bukan hanya saja menjadi waktu untuk bersantai dalam menghilangkan segala beban. Berlibur juga bisa dimanfaatkan untuk menambah wawasan, khususnya tentang seni dan budaya. Bagi Anda yang ingin menggali seni dan budaya Lombok, wisata di Lombok bisa menjadi ajang menambah wawasan.

Selain mengunjungi beberapa pantai dan tempat wisata lainnya, Anda juga bisa mengunjungi beberapa tempat seni dan kebudayaan di Lombok. Disini, Anda akan menemukan berbagai fenomena dan pola-pola kebudayaan khas masyarakat Lombok. Penasaran? Simak berikut fakta seni dan budaya Lombok menarik untuk disaksikan.

Bau Nyale

Di setiap tanggal 20 dan bulan 10 setiap tahun, masyarakat sasak merayakan tradisi Bau Nyale. Nyale adalah sebutan bagi jenis cacing laut oleh orang Lombok yang dipercaya sebagai jelmaan dari Putri Mandalika. Seorang putri cantik kerajaan yang memilih menceburkan dirinya ke laut lepas. Alasannya cukup sederhana, Mandalika terkenal cantik. Sehingga banyak pangeran datang untuk memperebutkan Mandalika. Tak menginginkan terjadinya perang, Mandalika memilih untuk terjun ke laut.

Dengan menangkap Nyale, warga mengartikan telah bertemu dengan putri Mandalika yang menjelma sebagai cacing. Tak heran jika dalam pelaksanaannya, ribuan warga dari berbagai usai mengerumuni laut hanya untuk menangkap cacing tersebut. Tradisi ini menjadi salah satu icon pariwisata yang berhasil menarik perhatian para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Kegiatan menangkap cacing di tengah laut dilakukan sebelum fajar tiba, sekitar jam 4 pagi.

Begasingan

Permainan rakyat yang mempunyai unsur seni dan olahraga, bahkan termasuk permainan tradisional yang tergolong tua di masyarakat Sasak. Permainan tradisional ini juga dikenal di beberapa wilayah lain di Indonesia. Hanya saja, Gasing orang sasak ini berbeda baik bentuk maupun aturan permainannya. Gasing besar, mereka namai pemantok, digunakan untuk menghantam gasing pengorong atau pelepas yang ukurannya lebih kecil.

Begasingan adalah permainan yang mengandung unsur seni dan olahraga. Nama Begasingan sendiri terdiri dari 2 kata, yaitu Gang yang artinya lokasi atau tempat dan Sing yang artinya Suara. Jadi, begasingan adalah permainan yang bertempat area yang cukup luas dan dapat menimbulkan suara keras. Kesenian ini juga tergolong sudah tua bagi masyarakat Sasak. Permainan ini dapat dimainkan disemua kelompok umur dengan jumlah pemain yang sudah ditetapkan oleh kedua belah pihak.

Seni tradisional ini sering ditampilkan dengan tujuan mengingatkan masyarakat untuk saling menghormati dan memiliki rasa kebersamaan dalam menjunjung tinggi nilai leluhur. Adapun yang membedakan gasing masyarakat Lombok dengan gasing yang sudah ada di masyarakat luas adalah gasing di Lombok menggunakan kayu asam sebagai bahan dasarnya dan besi sebagai pelapis pinggirnya. Besi yang digunakan tentunya sudah dipandai dan dirawat dengan autosol.

Indonesia memliki kekayaan budaya dan kesenian yang tidak tertandingi. Tidak mengherankan apabila kesenian daerah lombok juga memiliki daya tarik sendiri bagi masyarakat lokal ataupun mancanegara.

Gendang Beleq

Satu dari kesenian Lombok yang mendunia. Gendang Beleq merupakan pertunjukan dengan alat perkusi gendang berukuran besar (Beleq) sebagai ensembel utamanya. Komposisi musiknya dapat dimainkan dengan posisi duduk, berdiri dan berjalan untuk mengarak iring-iringan. Ada dua jenis gendang beleq yang berfungsi sebagai pembawa dinamika yaitu gendang laki-laki atau gendang mama dan gendang nina atau gendang perempuan).

Sebagai pembawa melodi adalah gendang kodeq atau gendang kecil. Sedangkan sebagai alat ritmis adalah dua buah reog, 6-8 buah perembak kodeq, sebuah petuk, sebuah gong besar, sebuah gong penyentak, sebuah gong oncer dan dua buah lelontek. Menurut cerita, gendang beleq dahulu dimainkan bila ada pesta-pesta yang diselenggarakan oleh pihak kerajaan. Bila terjadi perang gendang ini berfungsi sebagai penyemangat prajurit yang ikut berperang.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, alat musik ini kemudian digunakan untuk mengiringi acara adat, budaya dan hiburan. Masyarakat Suku Sasak masih menganggap gendang beleq memiliki nilai sakral dan filosofis sendiri.

Memaos

Seni Memaos merupakan kesenian yang sering dijadikan lomba dibeberapa wilayah Lombok. Lomba Memaos memiliki tema menceritakan hikayat kerajaan di masa lampau. Secara umum, lomba ini dibawakan secara berkelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 orang. Adapun susunannya adalah 1 orang menjadi pembaca, 1 orang menjadi penjangga dan sisanya menjadi pendukung vokal.

Tujuan dari kesenian ini adalah menanamkan nilai budaya kepada generasi muda dan penerus untuk mengetahui kebudayaan di masa lampau yang keberadaannya hampir tidak diketahui. Melalui kesenian ini, diharapkan menjadi daya tarik baru untuk wisatawan mancanegara akan budaya Indonesia.

Nyongkolan

Tradisi ini adalah salah satu kegiatan untuk merayakan pernikahan masyarakat suku sasak, seperti arak-arakan untuk mengantar pengantin ke rumah pengantin perempuan di iringi bersama keluarga dan kerabat menggunakan pakaian adat khas sasak dan lantunan irama Gendang Beleq.

Tujuan dari perayaan tradisi Nyongkolan ini pada dasarnya adalah untuk memperkenalkan sekaligus memberitahu kepada kedua belah pihak bahwa yang bersangkutan telah resmi menjadi pasangan suami-istri.

Perang Topat

Perang Topat merupakan tradisi turun temurun yang mulai dilakukan sepeninggal penjajahan Bali di Lombok di masa lampau. Tradisi ini di lakukan dengan cara saling lempar dengan menggunakan ketupat antara Ummat Islam dan Ummat Hindu Lombok. Dengan menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali, ribuan warga Sasak dan Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa tokoh Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji ditempatkan didalam Pura Kemalik.

Peresean

Peresean atau tradisi bertarung dengan rotan adalah budaya dari suku Sasak yang hingga kini masih dilakukan. Warisan kekayaan budaya di Gumi Lombok Selaparang ini tergolong unik dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain unik, tradisi ini terbukti memang memacu adrenalin bagi yang menontonnya.

Bagaimana tidak? Penonton yang menyaksikan peresean adat Lombok ini harus memiliki cukup keberanian untuk menyaksikan pertarungan ini. Pertarungan sengit para pemain yang profesional, dengan menggunakan senjata rotan yang bisa melukai tubuh petarung hingga mengeluarkan darah.

Nah, itulah fakta menarik tentang seni dan budaya Lombok untuk disaksikan ketika Anda berada di Lombok. Bagi Anda yang sangat menyukai sejarah dan budaya, Anda sudah tentu sangat wajib datang ke Lombok. Kapan lagi bisa menyaksikan seni dan kebudayaan yang unik dari Pulau Seribu Masjid.

Post a Comment

0 Comments