Masjid Raya Baiturrahman, Bentuk Nusantara Berpadu Nuansa Timur Tengah

Masjid Raya Baiturrahman, Bentuk Nusantara Berpadu Nuansa Timur Tengah
Masjid Raya Baiturrahman, Bentuk Nusantara Berpadu Nuansa Timur Tengah

Banda Aceh yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera satu ini menyimpan banyak pesona yang indah dan menarik untuk para wisatawan. Selain Museum Aceh, Museum Cut Nyak Dien, dan Tugu Kilometer No Indonesia sebagai sebagai destinasi wisata favorit di banda aceh. Tidak kalah menarik ialah Masjid Raya Baiturrahman selalu menarik dengan pesonanya.

Megah dengan suasana yang adem sebagai tempat ibadah selalu mengundang untuk dikunjungi. Masjid cantik dan megahnya bahkan menyerupai yang ada di tanah suci, Makkah dan Madinah. Lantai masjid terbuat dari marmer yang dipesan khusus dari Italia langsung. Masjid bersejarah yang telah ada sejak era kejayaan Kesultanan Aceh dan bertahan sampai saat ini. Bagian atap dibuat sesuai dengan ciri khas masjid di Indonesia kala itu, atap limas bersusun 4.

Jika Anda ingin memasuki wilayah masjid ini, kita harus meninggalkan alas kaki dalam menjaga kebersihan. Jangan khawatir hilang, panitia masjid menyediakan tempat penitipan barang. Kita bisa leluasa untuk berkeliling melihat wajah baru dari Masjid Raya Baiturrahman dan menghabiskan waktu untuk berfoto dengan background masjid dan payung.

Ditengah-tengah halaman masjid terdapat kolam dikelilingi oleh aneka ragam warna bunga yang semakin mempercantik halaman masjid. Banyak pintu untuk memasuki masjid, yaitu pintu selatan, utara dan barat. Masjid ini seluas lebih kurang 4 hektar dengan arsitek yang unik dan megah, memiliki 7 kubah, 4 menara dan 1 menara induk. Masjid ini dapat menampung sampai 9.000 jamaah.

A brief history of the Baiturrahman Mosque

Masjid ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada abad ke-16 yaitu tepatnya tahun 1612. Ada juga yang mengatakan bahwa masjid ini didirikan oleh Sultan Alaudin Johan Mahmudsyah pada tahun 1292. Bangunan yang mirip Taj Mahal di India menjadi titik segala kegiatan di Badan Aceh. Bahkan banyak juga cendekiawan Muslim dari belahan dunia datang ke Masjid Raya Baiturrahman untuk belajar ilmu agama.

Masjdi Raya Baiturrahman adalah saksi bisu dari sejarah Aceh. Markas pertahanan rakyat Aceh ketika perang melawan Belanda tahun 1873-1904. Saat terjadi perang Aceh tahun 14 April 1873, Masjid ini dibakar oleh tentara Belanda. Mayjen Johan Harmen Rudolf Khohler tewas tertembak di dahi oleh pasukan Aceh di halaman Masjid Raya ini.

Untuk mengenang peristiwa ini, dibangun lah sebuah monumen kecil di depan sebelah kiri masjid, tepatnya di bawah sebuah pohon ketapang. 6 tahun berselang, untuk meredam kemarahan dari rakyat Aceh, Belanda melalui seorang Gubernur Jenderal Van Lansnerge membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman dengan peletakan batu pertama pada tahun 1879. Sampai dengan saat ini, Masjid Raya Baiturrahman telah mengalami 5 kali renovasi dan perluasan.

Kita masih mengingat peristiwa sejarah yang terakhir adalah bencana tsunami Aceh pada 24 Desember 2004. Dimana ketinggian air hampir 2 meter menggenangi ruang dalam Masjid ini, tempat sejarah menjadi saksi bagi orang yang selamat ketika berlindung di dalam Masjid. Masjid ini juga dijadikan tempat untuk meletakkan ribuan jenazah korban tsunami.

Untuk teman traveler Muslim yang akan berkunjung ke Banda Aceh, sempatkanlah untuk berkunjung dan sholat di Masjid Raya Baiturrahman, rasakan kesejukan dan kedamaian di dalamnya. Arsitektur yang begitu menawan membuat sirkulasi udara begitu lancar.

Post a Comment

0 Comments